Selasa, 04 Desember 2018

Warga Pendatang Dievakuasi dari Nduga di Papua


Tim gabungan antara prajurit TNI dan personel Polri berhasil mengevakuasi 12 warga pendatang di Kabupaten Nduga, Papua, pasca-pembantaian 31 pekerja PT Istaka Karya yang tengah membangun jembatan di Nduga pada Minggu (2/12).

Mereka yang berhasil dievakuasi terdiri dari berbagai profesi di antaranya pengajar dan pegawai perusahaan. Mereka telah dievakuasi ke Kabupaten Wamena.

1. Tim TNI dan Polri mengevakuasi 12 warga pendatang di Nduga


Pangdam XVII/Cendrwawasih Mayjen Yosua Pandit Sembiring mengatakan tim gabungan TNI dan Polri telah mengevakuasi 12 warga pendatang di Kabupaten Nduga.

"Ada 12 warga yang berhasil diveakuasi, mereka pendatang," ujar Yosua dalam wawancara langsung dengan CNN, Rabu (5/12).

2. Aparat masih memburu KKB dan mencari korban


Yosua mengatakan evakuasi korban pembantaian masih dalam pencarian. Medan di tempat penembakan cukup menyulitkan pencarian pelaku dan korban.

"Begini, pencarian itu kan kami tergangung dari informasi, dan medan di sana tidak mudah. Jadi kami minta masyarakat agar besabar," ujar dia.

3. Komnas HAM: Penembakan di Papua pelanggaran HAM serius


Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM Provinsi Papua Frits B Ramandey menilai peristiwa pembunuhan massal pekerja di Kabupaten Nduga merupakan pelanggaran HAM serius.

"Nah, terkait dengan peristiwa ini, maka tidak ada pilihan lain kecuali tindakan kelompok kriminal bersenjata itu, dengan akibat dari tindakan mereka ini terjadi pelanggaran HAM yang serius," kata Frits di Kota Jayapura, Papua, dilansir kantor berita Antara, Selasa (4/12).

Menurut Frits, kasus penembakan ini bukan pelanggaran HAM berat, karena peristiwa ini dilakukan kelompok sipil bersenjata, sehingga Komnas HAM mengkategorikan sebagai pelanggaran HAM serius, juga karena ini perbuatan kriminal.


4. Aparat diminta mengusut tuntas pelaku pembantaian di Papua


Sementara, Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) meminta agar pihak berwajib mengusut tuntas pelaku pembantaian di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga itu, bukan hanya berlandaskan stigma tanpa ada bukti.

"Apa benar ini kelompok bersenjata dan yang diusut yang benar-benar melakukan kekerasan? Tanpa ada stigma dan tuduhan tanpa bukti," kata peneliti ICJR Maidina Rahmawati, di Jakarta, dilansir Antara, Selasa (4/12).

Maidina mengaku belum mendapatkan informasi perkembangan lebih lanjut terkait kasus penembakan pada puluhan pekerja PT Istaka Karya di Distrik Yigi.
Namun, dia menegaskan penegakan hukum harus dilakukan.

5. Pekerja proyek di wilayah Nduga khawatir atas keamanan


Pihak Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah XVIII Papua mengkhawatirkan nasib pekerja proyek pembangunan jembatan di Distrik Yall, Kabupaten Nduga, pascapembantaian 31 pekerja oleh terduga Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

"Kami juga belum dapat memastikan nasib ASN (aparatur sipil negara) PUPR yang bertugas mengawasi pembangunan jembatan yang dilakukan PT Istaka," kata Kepala BBPJN Wilayah XVIII Papua Oesman Marbun, dilansir Antara di Jayapura, Selasa (4/12).

Ia mengatakan pihaknya masih terus berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk mengetahui perkembangan dan nasib para pekerja dan ASN, serta upaya mengevakuasinya.

Baca Juga: Kronologi Penembakan Pekerja di Papua


Share:
Copyright © Cerita Indonesia | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com